Seleksi Komisi Nasional Disabilitas Jadi Gerbang Awal Fatimah Asri Mutmainnah Wujudkan Visi dan Misinya
2022-02-11
“Saya melihat insiden kecelakaan yang saya alami adalah hari bersejarah karena itu merupakan hari dimana saya terlahir kembali menjadi manusia baru, dimana setelah saya menjadi penyandang disabilitas, saya bisa memaknai hidup lebih dalam dan lebih memahami apa artinya bersyukur”.
Increase.id - Fatimah Asri Mutmainnah, penyandang disabilitas asal Kabupaten Rembang ini resmi dilantik Desember lalu oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai anggota Komisi Nasional Disabilitas (KND) bersama ke-enam anggota KND lainnya.
Wanita yang kerap disapa Teh Aci ini menceritakan bagaimana ia memulai ‘kehidupan baru’ pasca kecelakaan yang dialaminya pada 31 Januari 1994 yang menyebabkan ia kehilangen kedua tangannya.
“Ada dialog antara manusia dan Tuhan ketika manusia diambang maut. Ketika itu saya mengatakan jika memang ini takdir saya In Sha Allah saya menerima, saya hanya minta satu hal yaitu saya ingin menjadi manusia yang bermanfaat untuk manusia lainnya,” ujarnya.
Setelah menjalani satu tahun masa pemulihan dari kecelakaan yang dialaminya, Teh Aci merasa terlahir kembali menjadi manusia baru yang masih bisa mewarnai kehidupan, bahkan berkali-kali lipat dari kehidupan sebelumnya.
“Dulu saya hanya aktif di pergerakan Nahdlatul Ulama (NU), tapi sekarang bukan hanya gerakan NU atau pergerakan tentang perempuan saja. Bertahun-tahun saya ada di perjuangan itu, bukan hanya sekedar untuk perempuan dan anak, tapi perjuangan advokiasi pemenuhan hak disabilitas,” tegasnya.
Perjuangan pemenuhan hak disabilitas yang dilakukan Teh Aci seakan menjadi gerbang awal untuk ia maju mengikuti proses seleksi KND yang diadakan oleh pemerintah.
“Sekarang ini pemerintah menganggap penting soal isu disabilitas dan saya merasa diberi jalan ketika pemerintah membuka lowongan seleksi KND, saya pun mengikuti seleksi tanpa ekspektasi apapun,” jelas wanita kelahiran Bandung 47 tahun silam.
Teh Aci menganggap bahwa perjuangannya selama ini baru untuk sekitaran Rembang saja, adanya seleksi KND memberi ia kesempatan untuk maju ke level nasional dengan niat yang sama yakni agar bermanfaat bagi orang lain.
Tahap seleksi yang dilewati Teh Aci melewati beberapa tahap, ada tahap administrasi, tes objektif mengenai disabilitas regulasi, wawasan tentang disabilitas dan pembuatan makalah yang dilakukan secara daring dengan waktu 90 menit.
Dalam tahap penulisan makalah daring, Teh Aci tidak mendapat izin untuk mendapatkan pendampingan, ia pun merasa kesulitan karena harus membuat makalah menggunakan kedua kakinya.
“Waktu itu saya tidak mendapat izin pendamping. Akhirnya saya membuat makalah dengan kaki. Saat itu saya diambang kebingungan antara mundur atau tidak, namun semangat saya mengalahkan rasa geregetan yang saya rasakan pada saat itu, kalau saya mundur, lalu visi dan misi saya akan kemana jika hanya urusan dunia aja saya harus mundur,” ujar Teh Aci.
Berpegang teguh pada satu cita-cita dan berani menempuhnya menjadi keyakinan terbesar Teh Aci, hingga sampailah ia pada tahap seleksi 21 besar.
“Saya meyakini ketika kita berpegang teguh pada satu cita-cita dan berani menempuh itu, pasti Tuhan memberi kekuatan, sama halnya seperti ujian. Saya mampu melewati itu dan saya lolos ke tahap 21 besar, dari situ dimulailah seleksi secara luring, disitu mereka melihat kondisi saya dan saya diizinkan memakai pendamping.”
Dalam setiap perjalanan yang dilaluinya, Teh Aci selalu mengambil pelajaran. Hingga sampai pada tahap 14 besar dan masuk ke meja Presiden, Teh Aci terpilih menjadi salah satu dari tujuh anggota KND.
“Dalam perjalanan hidup saya, setiap detiknya saya selalu mengambil pelajaran. Sampai saya lolos ke tahap 14 besar dan masuk ke meja Presiden, kemudian Presiden milih tujuh dari 14 kandidat tersebut untuk menjadi anggota KND. Saya menjadi salah satu yang ikut di lantik pada 1 Desember 2021. Ada di komisioner memberi kesempatan untuk mewujudkan visi dan misi saya,” jelasnya.
Insiden kecelakaan yang dialami Teh Aci menjadi momen paling bersejarah dalam hidupnya, karena sejak saat itu ia lebih bisa memaknai hidup lebih dalam, mengerti apa artinya bersyukur dan menjadi paham bahwa setiap kesulitan berjalan beriringan dengan kemudahan.
“Saya melihat insiden kecelakaan yang saya alami adalah hari bersejarah karena itu merupakan hari dimana saya terlahir kembali menjadi manusia baru, dimana setelah saya menjadi penyandang disabilitas, saya bisa memaknai hidup lebih dalam dan lebih memahami apa artinya bersyukur, dari sana saya bisa mengambil sesuatu yang harus saya bagikan. Hal sulit dalam hidup kita sebenarnya bukan untuk menyulitkan, tapi untuk memanggil keberanian dan kekuatan. Jadi jangan pernah gentar ketika kita dihadapkan pada sebuah kesulitan, yakini saja. Tuhan menciptakan juga kemudahan bersama itu,” tutupnya.
