Dunia Beralih ke Era Revolusi Industri Baru
2022-10-20
Dunia telah memasuki era revolusi industri baru. Satu per satu peran manusia digantikan oleh mesin dan teknologi. Bagi para negara maju, pergeseran era menuju era digital merupakan sebuah angin segar, namun tidak untuk negara-negara berkembang, yang masih harus bergelut dengan tantangan dalam kondisi ekonomi yang belum stabil dan merata, serta masih belum meratanya kapasitas SDM, yang tentunya akan berpengaruh pada sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan.
Menurut data yang disajikan oleh Sustainable Development Goals (SDG's), kesenjangan pendapatan dunia, antara penduduk dunia terkaya dan termiskin, saat ini sedang mengalami peningkatan. Kesenjangan ini salah satunya disebabkan oleh ketidakmerataan persebaran penduduk, kurangnya keterampilan dan pendidikan.
Pada tahun 2022, menurut Worldometers, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia. Banyaknya jumlah penduduk tersebut tidak disertai dengan pembangunan serta persebaran pendidikan yang merata di seluruh penjuru negeri. Badan Pusat Statistik (BPS) bahkan mencatat jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2022 mencapai angka 26,16 juta dari kurang lebih 275 juta orang, yang mana diikuti pula dengan jumlah pengangguran sebesar 8,40 juta penduduk.
Berkuranganya kebutuhan tenaga manusia dalam industri secara umum, agaknya akan menciptakan sudut pandang kesenjangan di dalam masyarakat yang semakin besar. Dengan mengaitkan angka pengangguran, angka putus sekolah yang masih terbilang besar, serta ketersediaan lapangan kerja yang belum merata, kita dapat melihat bahwa Indonesia belum dapat dikatakan mampu bersaing di era industri baru ini.
Apalagi, dampak dari pandemi COVID-19 yang juga berpengaruh pada kesejahteraan dihampir semua negara, termasuk Indonesia. Apabila hal ini tidak segera diatasi, Indonesia mungkin akan mengalami ketertinggalan dalam berbagai bidang. Tak hanya soal teknologi, tetapi juga akan berdampak pada perekonomian.
Salah satu hal yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah ketersediaan lapangan pekerjaan atau terciptanya wirausaha baru, yang akan menigkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat, yang nantinya akan diiringi pula dengan kecukupan secara akademik, pengetahuan dan keterampilan. Pemberdayaan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) bisa menjadi salah satu solusi awal dan langkah kecil yang bisa dimulai.
Dengan adanya fasilitas pengembangan diri bagi masyarakat, kelak akan lahir lebih banyak tenaga terampil dari masyarakat dan kita dapat mengejar ketertinggalan untuk menghadapi era industri baru.
Itu sebabnya Inclusive Creative Social Enterprise (INCREASE) mendukung pemberdayaan masyarakat khususnya kelompok marjinal untuk dapat berkembang di dunia kewirausahaan, dengan harapan meningkatkan kesejahteraan sehingga akan mengurangi tingkat kesenjangan sosial bagi kelompok marjinal.
